Tak Peduli Darimana Hartamu? – Akan tiba satu masa dalam kehidupan manusia, seseorang tidak lagi peduli dari mana harta yang dia peroleh, dari yang halal atau dari yang haram.
7 – باب مَنْ لَمْ يُبَالِ مِنْ حَيْثُ كَسَبَ الْمَالَ
2083 – حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
Bab (Siapapun tidak lagi peduli dari mana dia memperoleh harta)
Abu Huroiroh rodiyallohu `anhu meriwayatkan bahwa Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam bersabda:
“Akan tiba satu masa dalam kehidupan manusia, seseorang tidak lagi peduli dari mana harta yang dia peroleh, dari yang halal atau dari yang haram”. (Hadis riwayat al-Bukhori: 2083)
At-Thoyyibi rohimahulloh berkata:
يَعْنِى اَلْأَخْذُ وَمِنَ الْحَلَالِ وَمِنَ الْحَرَامِ مُسْتَوٍ عِنْدَهُ، لَا يُبَالِي بِأَيِّهِمَا أَخَذَ، وَلَا يَلْتَفِتُ إِلَي اْلفَرْقِ بَيْنَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ،
Yaitu meraih dari yang halal atau dari yang haram sama saja bagi dia, tidak peduli dari mana dan tidak lagi mau membedakan antara halal dan haramnya. (Al-Kasyif `an Haqoiqis Sunan: 7/2098)
هَذَا يَكُوْنُ لِضَعْفِ الدِّيْنِ وَعُمُوْمِ الْفِتَنِ، وَقَدْ أَخْبَرَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّ اْلِإسْلَامَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا، وَأَنْذَرَ كَثْرَةَ الْفَسَادِ، وَظُهُوْرَ الْمُنْكَرِ، وَتَغَيُّرَ الْأَحْوَالِ، وَذَلِكَ مِنْ عَلَامَاتِ نُبُوَّتِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَقَدْ رُوِىَ عَنْهُ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ: (مَنْ بَاتَ كَالًّا مِنْ عَمَلِ الْحَلَاِل بَاتَ وَاللهُ عَنْهُ رَاضٍ، وَأَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهُ) وَ (طَلَبُ الْحَلَاِل فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُؤْمِنٍ، وَهُوَ مِثْلُ مُقَارَعَةُ الْأَبْطَالِ فِى سَبِيْلِ اللهِ) .
Ini terjadi karena lemahnya agama dan meratanya kekacauan. Nabi shollallohu `alaihi wa sallam telah mengkhabarkan bahwa Islam itu bermula asing dan akan kembali asing. Beliau juga memberi peringatan tentang banyaknya kerusakan ruhani, merebaknya kemunkaran dan perubahan kondisi zaman yang semua ini merupakan tanda kenabiannya. Diriwayatkan bahwa beliau bersabda: ““Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu Alloh ridho terhadapnya dan ia diampuni Alloh”
Juga sabdanya: “Mencari yang halal itu kewajiban atas setiap mu`min layaknya seperti pertarungan para jawara fi sabilillah”. (Syarh Shohih al-Bukhori Ibnu Batthol: 6/201)