Pemuda Kahfi

Pemuda Kahfi – Sudah menjadi realita, bahwa pemuda lebih siap menerima kebenaran, lebih siap meniti jalan hidayah dibandingkan para tetua yang sudah  terlanjur jumawa dan tenggelam dengan ajaran dan agama kebatilan.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (13) 

وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (14) 

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguh-nya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rob mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Rob Kami adalah Rob seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Kalau kami demikian (yaitu menyeru Tuhan selain Dia), itu berarti telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. (Qs. Al-Kahfi [18]: 13-14)

Muhammad al-Harowi asSyafi`i rohimahulloh berkata:

{فِتْيَةٌ}؛ أَيْ: شُبَّانٌ أَحْدَاثُ {آمَنُوا بِرَبِّهِمْ} بِالتَّحْقِيْقِ لَا بِالتَّقْلِيْدِ، صِفَةٌ لِفِتْيَةٌ، … {وَزِدْناهُمْ هُدًى} عَلَى {هُدًى} بِالتَّثْبِيْتِ عَلَى اْإِحيْمَانِ وَالتَّوْفِيْقِ لِلْعَمَلِ الصَّالِحِ، وَاْاِهنْقِطَاعِ إِلَى اللهِ، وَالزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا، … وَقَدْ جَرَتِ الْعَادَةُ أَنَّ الْفِتْيَانُ أَقْبَلُ لِلْحَقِّ، وَأَهْدَى لِلسُّبُلِ مِنَ الشُّيُوْخِ الَّذِيْنَ قَدْ عَتَوْا، وَانْغَمَسُوْا فِي اْلأَدْيَانِ الْبَاطِلَةِ، وَمِنْ ثَمَّ كَانَ أَكْثَرُ الَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِلَّهِ وَرَسُوْلِهِ – صلى الله عليه وسلم – شُبَّانًا، وَبَقِي الشُّيُوْخُ عَلَى دِيْنِهِمْ، وَلَمْ يَسْلَمْ مِنْهُمْ إِلَّا الْقَلِيْلُ،

(Fityatun) artinya para pemuda belia, (mereka beriman kepada Rob mereka) berdasarkan keyakinan, bukan ikut-ikutan. Satu sifat yang melekat di diri para pemuda itu… 

(Kami tambahkan mereka hidayah) yaitu dengan dikokohkan di atas keimanan, taufik beramal sholih, hanya beribadah kepada Alloh dan zuhud terhadap dunia.. 

Sudah menjadi realita, bahwa pemuda lebih siap menerima kebenaran, lebih siap meniti jalan hidayah dibandingkan para tetua yang sudah  terlanjur jumawa dan tenggelam dengan ajaran dan agama kebatilan. Dari sinilah, mayoritas orang-orang yang menyambut dakwah meniti jalan Alloh dan rosul-Nya adalah para pemuda. Sedangkan para tetua tetap keukeuh di ajaran mereka dan jarang yang masuk Islam kecuali sedikit sekali”. (Hadiqur Ruh war Roihan: 16/296)

Al-Qurthubi rohimahulloh berkata:

قَالَ أَهْلُ اللِّسَانِ: رَأْسُ الْفُتُوَّةِ الْإِيمَانُ. وَقَالَ الْجُنَيْدُ: الْفُتُوَّةُ بَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى وَتَرْكُ الشَّكْوَى. وَقِيلَ: الْفُتُوَّةُ اجْتِنَابُ الْمَحَارِمِ وَاسْتِعْجَالُ الْمَكَارِمِ.

Dalam kata mutiara diungkapkan: “Puncak Kepemudaan adalah iman”. Al-Junaid rohimahulloh berkata: “Kepemudaan adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari apa saja yang mengganggu mereka, dan menahan diri saat disakiti”. Ulama lain mengatakan: “Kepemudaan adalah menjauhkan diri dari semua yang diharamkan dan bersegera mengejar kemuliaan”. (Tafsir al-Qurthubi: 10/364)

Bagaimana dengan Anda wahai Para Pemuda?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *