Memaksimalkan Ibadah di Bulan Romadhon

Memaksimalkan Ibadah di Bulan Romadhon –

عنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ كَانَ يَخْرُجُ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُنَادِي: مَنْ هَذَا الْمَقْبُولُ اللَّيْلَةَ فَنُهَنِّيهِ، وَمَنْ هَذَا الْمَحْرُومُ الْمَرْدُودُ اللَّيْلَةَ فَنُعَزِّيهِ، أَيُّهَا الْمَقْبُولُ هَنِيئًا، وَأَيُّهَا الْمَرْحُومُ الْمَرْدُودُ جَبَرَ اللَّهُ مُصِيبَتَكَ.

Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud rodiyallohu ‘anhu keluar di akhir malam bulan Romadhon. Lalu dia menyeru:

“Siapa orang yang diterima (amalnya) malam ini, maka selamat bahagia kepadanya. Siapa orang yang diharamkan dan ditolak (amalnya) malam ini, maka belasungkawa kita ucapkan. Hai orang yang diterima.. selamat bahagialah. Hai orang yang diharamkan dan ditolak, semoga Alloh tutup musibahmu”. (Mukhtashor Qiyamul Lail, al-Mirwazi: 213)

قال كعبٌ: مَن صامَ رمضانَ وهو يُحدِّثُ نفسَهُ أنَّه إن أفطر رمضانَأن لا يعصِي اللَّهَ، دخلَ الجنةَ بغيرِ مسألةٍ ولا حساب، ومَن صامَ رمضانَ وهو يحدِّثُ نفسَه أنَّه إذا أفطر عصَى ربَّه، فصيامُه عليه مردودٌ.

Ka’ab rodiyallohu ‘anhu berkata:

“Siapa saja yang shoum Romadhon dan dia bertekad dalam jiwanya jika selesai shoum Romadhon nanti tidak akan bermaskiat kepada Alloh, niscaya dia masuk surga tanpa ditanya dan dihisab. Siapa saja yang shoum Romadhon dan dia bertekad dalam jiwanya jika selesai shoum Romadhon nanti dia bisa bebas lagi maksiat kepada Alloh, maka shoumnya ditolak”. (Lathoiful Ma’arif: 136-137)

– كَانَ أَبُو ذَرٍّ يَقُولُ : يَأَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي لَكُمْ نَاصِحٌ، إِنِّي عَلَيْكُمْ شَفِيقٌ، صَلُّوا فِي ظَلامِ اللَّيْلِ لِوَحْشَةِ الْقُبُورِ، وَصُومُوا فِي حَرِّ الدُّنْيَا لِحَرِّ يَوْمِ النُّشُورِ، وَتَصَدَّقُوا مَخَافَةَ يَوْمٍ عَسِيرٍ لِعَظَائِمِ الأُمُورِ

Abu Dzar rodiyallohu ‘anhu berkata:

“Wahai manusia… saya ingin menasehati kalian dan saya sangat sayang kepada kalian. Sholatlah kalian di kegelapan malam untuk penyelamat kesunyian di kuburan. Shoumlah kalian di panas teriknya dunia untuk keselamatan hari dikumpulkan. Bersodaqohlah kalian karena takut hari yang sangat sulit menghadapi perkara-perkara besar dan berat”. (Tarikh Dimasyq: 66/214)

كَانَ حماد بن أبي سليمان ذَا دُنْيَا مُتَّسِعَةٍ، وَأَنَّهُ كَانَ يُفَطِّر فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسَ مائَةِ إِنْسَانٍ، وَأَنَّهُ كَانَ يُعْطِيْهِم بَعْدَ العِيْدِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مائَةَ دِرْهَمٍ

Hammad bin Abi Sulaiman adalah orang yang sangat kaya raya. Di bulan Romadhon, dia memberikan dana berbuka shoum untuk 500 orang. Dan pada hari raya, beliau memberikan setiap orang 100 dirham”. (Siyar A’lamin Nubala5/530)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *