Dalam al-Quran surat al-Baqoroh ayat 201-202, Alloh Subhanahu wa Taala berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201) أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (202)
“Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Rob kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari yang mereka usahakan; dan Alloh sangat cepat perhitungan-Nya”. (Qs. Al-Baqoroh [2]: 201-202)
Ibnu Katsir rohimahulloh menjelaskan tentang pengertian “hasanah/kebaikan” yang terkandung dalam doa ini:
فَجَمَعَتْ هَذِهِ الدعوةُ كلَّ خَيْرٍ فِي الدُّنْيَا، وصرَفت كُلَّ شَرٍّ فَإِنَّ الْحَسَنَةَ فِي الدُّنْيَا تشملُ كُلَّ مَطْلُوبٍ دُنْيَوِيٍّ، مِنْ عَافِيَةٍ، وَدَارٍ رَحْبَةٍ، وَزَوْجَةٍ حَسَنَةٍ، وَرِزْقٍ وَاسِعٍ، وَعِلْمٍ نَافِعٍ، وَعَمَلٍ صَالِحٍ، وَمَرْكَبٍ هَنِيءٍ، وَثَنَاءٍ جَمِيلٍ، إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ عباراتُ الْمُفَسِّرِينَ، وَلَا مُنَافَاةَ بَيْنَهَا، فَإِنَّهَا كُلَّهَا مُنْدَرِجَةٌ فِي الْحَسَنَةِ فِي الدُّنْيَا.
Doa ini mengahimpun semua kebaikan dan menjauhkan setiap keburukan di dunia dan akhirat. Kebaikan di dunia mencakup setiap hal duniawi yang diminta: kesejahteraan jiwa, rumah yang menyenangkan, pasangan (suami atau istri) yang baik, rizki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal sholih, kendaraan yang nyaman, pujian yang baik dan lain-lain sebagaimana yang disampaikan oleh para ulama tafsir tanpa ada yang saling berbeda, bahkan saling melengkapi.
وَأَمَّا الْحَسَنَةُ فِي الْآخِرَةِ فَأَعْلَى ذَلِكَ دُخُولُ الْجَنَّةِ وَتَوَابِعُهُ مِنَ الْأَمْنِ مِنَ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ فِي العَرَصات، وَتَيْسِيرِ الْحِسَابِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ أُمُورِ الْآخِرَةِ الصَالِحٍةِ، وَأَمَّا النَّجَاةُ مِنَ النَّارِ فَهُوَ يَقْتَضِي تَيْسِيرَ أَسْبَابِهِ فِي الدُّنْيَا، مِنَ اجْتِنَابِ الْمَحَارِمِ وَالْآثَامِ وَتَرْكِ الشُّبَهَاتِ وَالْحَرَامِ .
Sedangkan kebaikan di akhirat yang paling tinggi adalah masuk ke dalam surga dengan seluruh kenikmatan di dalamnya, yaitu aman di saat hari kiamat yang mengandung kedahsyatan, kemudahan hisab (perhitungan) serta berbagai urusan akhirat yang baik lainnya. Sedangkan selamat dari api neraka menjadikan dirinya diberi kemudahan dalam menjalankan sebab-sebabnya di dunia, menjauhkan yang haram dan dosa serta meninggalkan yang syubhat dan haram
وَقَالَ الْقَاسِمُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: مَنْ أُعْطِيَ قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَجَسَدًا صَابِرًا، فَقَدْ أُوتِيَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَوُقِيَ عَذَابَ النَّارِ.
Al-Qosim bin Abdurrohman rohimahulloh berkata:
“Siapa saja yang diberikan hati yang bersyukur, lisan yang berzikir, badan yang tegar, maka berarti dia telah meraih kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta dijauhkan dari api neraka”.
(Ibnu Katsir: 1/558)